Olahraga Bridge
merupakan salah satu cabang olehraga yang dapat dimainkan sejak usia dini
sampai lansia. Rata-rata orang yang
pernah belajar Bridge dikehatui sangat jarang berhenti bermain Bridge, baik
sekadar hobby maupun aktif mengikuti kompetisi Bridge tingkat local, daerah,
nasional dan internasional.
Terdapat beberapa
peristiwa fenomenal dari para maniak Bridge yang sulit diketagorikan sebagai
kategori peristiwa kebetulan, misalnya alm. Deng Hsiao Phing yang berhasil
mereformasi perekonomian Tiongkok menjadi raksasa dunia adalah pemain dan
maniak Bridge, bahkan beliau masih bermain Bridge seminggu sebelum beliau tutup
mata.
Contoh lain
maniak Bridge adalah Bill Gates yang berani mengambil keputusan sangat berisiko
dengan meninggalkan bangku kuliah di Universitas Harvard demi menjadi pengusaha
muda. Keputusan itu terbukti jitu karena dalam waktu relative singkat ia
berhasil mengembangkan bisnisnya hingga menjadi orang terkaya di dunia saat
ini.
Lalu bagaimana
di Indonesia? Bapak Michael Bambang Hartono orang terkaya di Indonesia adalah
atlet Bridge yang sukses meraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia Super Bowl.
Setelah bermain Bridge sejak usia 6 tahun dan saat ini di usia 75 tahun, beliau
masih aktif bertanding di kejuaraan dunia.
Ketiga contoh
tersebut membuktikan bahwa seorang pemimpin hebat akan langsung senang dan
bahkan menjadi maniak bila diperkenalkan dengan olahraga Bridge atau bisa
sebaliknya di mana olahraga Bridge dapat mencetak pemimpin dengan mental dan
karakter unggul.
Revolusi
Mental
Salah satu
cabang olahraga yang nyaris sempurna dalam membentuk karakter unggul bercirikan
karakter seorang pemimpin adalah olahraga Bridge. Melalui olahraga asah otak
ini , seseorang akan dibentuk karakter kepribadiannya antara lain :
1.
Peningkatan
kecerdasan intelektual dan mempertajam daya ingat.
2.
Peningkatan
kecerdasan emosional di mana setiap pemain Bridge memiliki kepekaan naluri dan
empati maupun kemitraan terhadap teman.
3.
Kemampuan
bekerjasama serta setia dan loyalitas tinggi kepada partner/ mitra karena
olahraga Bridge merupakan permainan berpasangan, bukan individu.
4.
Meningkatkan
kecerdasan spiritual dan selalu menjunjung tinggi sportivitas, etika, sopan
santun, jujur serta tidak mudah putus asa.
5.
Mampu
mengambil keputusan cepat, tepat, akurat dan benar didasari atas analisis kuat
dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan (teori probabilitias, matamatis,
sistematis dan lain-lain).
6.
Peningkatan
kecerdasan-kecerdasan lainnya.
Dengan
demikian, olahraga Bridge sangat cocok diajarkan di sekolah mulai SD, SMP, SMA
dan Perguruan Tinggi, karena olahraga Bridge bukan sekadar olahraga biasa
tetapi dapat membentuk karakter/ mental unggul secara revolusional (revolusi
mental).
PB
Gabsi sejak 2002 telah menggulirkan Program Bridge Masuk Sekolah (BMS) dan
program tersebut diakui oleh World Bridge Federation (WBF) sebagai yang terbaik
di dunia. Pemerintah saat ini mencanangkan revolusi mental yang dapat
direalisasikan melalui program BMS di seluruh Indonesia. Semoga cabang olahraga
Bridge bukan hanya mampu mencetak juara dunia seperti Hengky Lasut/ Eddy
Manoppo, tetapi juga mampu melahirkan banyak pemimpin di Tanah Air dengan
kaliber dunia.
Sumber : Majalah Bridge Indonesia Edisi
Maret 2015 hal. 12
mantafff...
BalasHapus