Selasa, 03 November 2015

Olahraga Bridge dan Revolusi Mental


Olahraga Bridge merupakan salah satu cabang olehraga yang dapat dimainkan sejak usia dini sampai lansia.  Rata-rata orang yang pernah belajar Bridge dikehatui sangat jarang berhenti bermain Bridge, baik sekadar hobby maupun aktif mengikuti kompetisi Bridge tingkat local, daerah, nasional dan internasional.

Terdapat beberapa peristiwa fenomenal dari para maniak Bridge yang sulit diketagorikan sebagai kategori peristiwa kebetulan, misalnya alm. Deng Hsiao Phing yang berhasil mereformasi perekonomian Tiongkok menjadi raksasa dunia adalah pemain dan maniak Bridge, bahkan beliau masih bermain Bridge seminggu sebelum beliau tutup mata.

Contoh lain maniak Bridge adalah Bill Gates yang berani mengambil keputusan sangat berisiko dengan meninggalkan bangku kuliah di Universitas Harvard demi menjadi pengusaha muda. Keputusan itu terbukti jitu karena dalam waktu relative singkat ia berhasil mengembangkan bisnisnya hingga menjadi orang terkaya di dunia saat ini.

Lalu bagaimana di Indonesia? Bapak Michael Bambang Hartono orang terkaya di Indonesia adalah atlet Bridge yang sukses meraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia Super Bowl. Setelah bermain Bridge sejak usia 6 tahun dan saat ini di usia 75 tahun, beliau masih aktif bertanding di kejuaraan dunia.

Ketiga contoh tersebut membuktikan bahwa seorang pemimpin hebat akan langsung senang dan bahkan menjadi maniak bila diperkenalkan dengan olahraga Bridge atau bisa sebaliknya di mana olahraga Bridge dapat mencetak pemimpin dengan mental dan karakter unggul.


Revolusi Mental

Salah satu cabang olahraga yang nyaris sempurna dalam membentuk karakter unggul bercirikan karakter seorang pemimpin adalah olahraga Bridge. Melalui olahraga asah otak ini , seseorang akan dibentuk karakter kepribadiannya antara lain :

1.      Peningkatan kecerdasan intelektual dan mempertajam daya ingat.
2.      Peningkatan kecerdasan emosional di mana setiap pemain Bridge memiliki kepekaan naluri dan empati maupun kemitraan terhadap teman.
3.      Kemampuan bekerjasama serta setia dan loyalitas tinggi kepada partner/ mitra karena olahraga Bridge merupakan permainan berpasangan, bukan individu.
4.      Meningkatkan kecerdasan spiritual dan selalu menjunjung tinggi sportivitas, etika, sopan santun, jujur serta tidak mudah putus asa.
5.      Mampu mengambil keputusan cepat, tepat, akurat dan benar didasari atas analisis kuat dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan (teori probabilitias, matamatis, sistematis dan lain-lain).
6.      Peningkatan kecerdasan-kecerdasan lainnya.

Dengan demikian, olahraga Bridge sangat cocok diajarkan di sekolah mulai SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi, karena olahraga Bridge bukan sekadar olahraga biasa tetapi dapat membentuk karakter/ mental unggul secara revolusional (revolusi mental).

PB Gabsi sejak 2002 telah menggulirkan Program Bridge Masuk Sekolah (BMS) dan program tersebut diakui oleh World Bridge Federation (WBF) sebagai yang terbaik di dunia. Pemerintah saat ini mencanangkan revolusi mental yang dapat direalisasikan melalui program BMS di seluruh Indonesia. Semoga cabang olahraga Bridge bukan hanya mampu mencetak juara dunia seperti Hengky Lasut/ Eddy Manoppo, tetapi juga mampu melahirkan banyak pemimpin di Tanah Air dengan kaliber dunia.    


Sumber : Majalah Bridge Indonesia Edisi Maret 2015 hal. 12

1 komentar: