Mengenaskan ! Itulah kata yang paling tepat untuk menyatakan keberadaan situs web Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kebumen masih berupa alamat blog yang gratis. Dengan memilih template sederhana (simple), tampilan wajah halaman SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah) ini juga sangat sederhana. Blog yang diluncurkan pada Januari 2014 ini ternyata tak sesederhana tampilan wajahnya.
Mungkin, oleh pengelolanya, blog ini ingin menggunakan asas " isi mengungguli bentuk". Banyak hal penting yang dapat diakses dengan mudah dibanding hasil survey Fitra. Dibanding dengan tampilan web resmi Pemkab Kebumen atau portal berita lokal yang memakai slogan siji lan siji-sijine nang Kebumen , blog SKPD yang berada di bawah kordinasi Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Kebumen dan dipimpin Adi Pandoyo ini sangat jauh bedanya.
Blog Bapedda Kebumen nampaknya merupakan inisiatif pribadi pengelolanya yang ingin berbagai informasi seputar kegiatan perencanaan pembangunan di Kabupaten Kebumen. Tanpa disertai tambahan halaman yang memudahkan pengunjung blog untuk mencari informasi terkategori , blog ini menyajikan sejumlah informasi penting yang bermanfaat bagi masyarakat umum untuk sekadar tahu sampai menjadi hal yang sangat serius sebagai bahan kajian untuk mengetahui beragam informasi rencana pembangunan di Kabupaten Kebumen.
Mengambil format yang sama dengan blog yang mengangkat tulisan ini atau rumah guru di SMKN Ambal , pengelola blog Bappeda mestinya telah menyadari bahwa rumah mereka di dunia maya akan menjadi perhatian banyak orang. Boleh jadi karena terburu-buru atau karena alasan lain, fokus perhatian pengelola blog masih pada faktor informatif ketimbang totalitas sebuah "rumah dinas".
Apapun alasan atau latar belakangnya, keberadaan blog Bappeda layak diapresiasi ketimbang pengelola situs web resmi Pemerintah Kabupaten Kebumen yang masih membiarkan halaman diseminasi tetap usang dan terbengkelai. Semoga tulisan ringkas ini sedikit menggugah semangat pengelola blog Bappeda untuk segera memperbaiki tampilan dan isinya.
Mungkin, oleh pengelolanya, blog ini ingin menggunakan asas " isi mengungguli bentuk". Banyak hal penting yang dapat diakses dengan mudah dibanding hasil survey Fitra. Dibanding dengan tampilan web resmi Pemkab Kebumen atau portal berita lokal yang memakai slogan siji lan siji-sijine nang Kebumen , blog SKPD yang berada di bawah kordinasi Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Kebumen dan dipimpin Adi Pandoyo ini sangat jauh bedanya.
Blog Bapedda Kebumen nampaknya merupakan inisiatif pribadi pengelolanya yang ingin berbagai informasi seputar kegiatan perencanaan pembangunan di Kabupaten Kebumen. Tanpa disertai tambahan halaman yang memudahkan pengunjung blog untuk mencari informasi terkategori , blog ini menyajikan sejumlah informasi penting yang bermanfaat bagi masyarakat umum untuk sekadar tahu sampai menjadi hal yang sangat serius sebagai bahan kajian untuk mengetahui beragam informasi rencana pembangunan di Kabupaten Kebumen.
Mengambil format yang sama dengan blog yang mengangkat tulisan ini atau rumah guru di SMKN Ambal , pengelola blog Bappeda mestinya telah menyadari bahwa rumah mereka di dunia maya akan menjadi perhatian banyak orang. Boleh jadi karena terburu-buru atau karena alasan lain, fokus perhatian pengelola blog masih pada faktor informatif ketimbang totalitas sebuah "rumah dinas".
Kotak saran di blog Bappeda Kebumen |
Apapun alasan atau latar belakangnya, keberadaan blog Bappeda layak diapresiasi ketimbang pengelola situs web resmi Pemerintah Kabupaten Kebumen yang masih membiarkan halaman diseminasi tetap usang dan terbengkelai. Semoga tulisan ringkas ini sedikit menggugah semangat pengelola blog Bappeda untuk segera memperbaiki tampilan dan isinya.
wakakaka; emang banyak yang gitu di pemda;
BalasHapussekalian dimuat donk blog ane; bappedakabblitar.blogspot.com
bandingkan dengan http://bappeda.blitarkab.go.id/bpd/
ane juga baru belajar ngeblog. dan prihatin
Dari sisi desain lebih baik dan cukup informatif. Kalau dua contoh ini (Kebumen dan Blitar) mewakili kondisi umum situs Bappeda Kab/Kota yang berkategori "miskin", ini sungguh sebuah realita yang sangat memprihatinkan. Karena Bappeda adalah "otak"-nya pembangunan daerah. Artinya, pejabat Bupati/Walikotanya lebih mengedepankan kepentingan diri dan mungkin sektenya ketimbang berupaya meningkatkan kapasitas lokal dan partisipasi masyarakat. Menurut saya, Bupati/Walikota yang demikian tak perlu lagi diberi kesempatan memimpin daerahnya. Karena tak menghargai pendiri negara yang menginginkan semua warga di Republik ini cerdas, maju dan sejahtera.
BalasHapus