Foto: goog |
Pada tulisan berjudul Memperbaiki Citra Pendidikan di Indonesia, saya telah menyinggung tentang penerapan Kebijakan Kota Vokasi yang satu dampaknya adalah penurunan animo peserta didik (siswa/i) di sekolah menengah umum (SMA/MA) karena kecenderungan warga masyarakat umum khususnya di pedesaan lebih menginginkan putra/i-nya ikut proses belajar mengajar di SMK meningkat pesat. Juga oleh gencarnya promosi yang dilakukan para pejabat teras di jajaran Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) beberapa waktu lalu. Provinsi Jawa Tengah yang menyatakan diri sebagai pionir pelaksanaan Rencana Strategis 2020 tentu memperkuat hasrat dan upaya mendorong 35 Kabupaten/Kota seakan berlomba mewujudkannya. Tulisan berseri ini ingin mengangkat hal yang membuat para pengelola SMU berfikir ekstra keras dalam menyiapkan diri menyambut datangnya masa Penerimaan Siswa Baru tahun pelajaran 2014/2014 yang tinggal 2 bulan lagi.
Rektor Universitas Paramadina dan inisiator Gerakan Indonesia Mengajar, Anies Basewdan, menegaskan bahwa masalah utama di dunia pendidikan adalah lebih tertuju pada upaya meng-update guru merupakan faktor kunci ketimbang kurikulum dan tencana strategis yang dituangkan dalam kebijakan kota vokasi. Ibarat menembak, ketika kita sering meleset dalam membidik sasaran, langkah utama dan mendasar adalah memperbaiki ketrampilan penembaknya. Buka mengganti pistol atau pelurunya. Sebuah analogi yang sangat tepat.
Lalu, mengapa kebijakan kota vokasi ini diluncurkan dan apa tujuannya. Ternyata ada dasar kuat yang mendorong banyak sekali kabupaten/kota terutama yang masih berada dalam kategori miskin ngotot menerapkan Kebijakan Kota Vokasi. Inilah dasarnya yang bisa ditemukan dengan mudah di internet.
Rencana Strategis Depdiknas, peningkatan Akses pendidikan
di tingkat sekolah menengah akan lebih ditekankan pada Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), dimana pada tahun 2020 perbandingan SMK-SMA adalah 60:40. Berangkat
dari kebijakan tersebut, pada tahun 2007 Direktorat Pembinaan SMK mengulirkan
kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada peningkatan akses dan mutu SMK yang
lebih besar, serta memadukan antara pendidikan kejuruan dengan pengembangan tata
kota dengan mengutamakan :
- Pengembangan
sektor ekonomi wilayah kabupaten/kota (Economic Development).
- Peningkatan
kebutuhan kualitas dan standarisasi tenaga Kerja (Workforce Development).
- Kerja sama
pengembangan karier (Career Development Partnerships).
- Sumberdaya yang
tersedia online (Online resources)
Program ini bernama Imbal Swadaya Pengembangan Kota
Vokasi.
Program rintisan pengembangan
kota vokasi ini menekankan pada unsur pendekatan partisipasi Pemerintah,
Pemerintah Kabupaten/kota serta masyarakat dengan memberdayakan
komunitas-komunitas usaha kecil dan industri, mengembangkan kejuruan berbasis
sektoral perekonomian wilayah kabupaten/kota, seperti teknologi, pertanian,
pariwisata, dll. Sehingga terwujudnya suatu kota yang memiliki multifungsi yaitu
sebagai pusat pembelajaran Kejuruan, pasar tenaga kerja, serta pusat produksi guna meningkatkan Gross
Domestic Product Indonesia.
Program
rintisan kota vokasi diharapkan mampu mensinergikan seluruh sumberdaya
masyarakat terutama komunitas-komunitas usaha kecil dan industri, menarik
investor asing, sehingga tercipta pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan
mengurangi pengangguran.
Dengan terwujudnya
dukungan, perhatian dan kerjasama yang baik dari Pemerintah, Pemerintah Daerah
Kabupaten/kota serta DU/DI sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing
pihak, diharapkan Program rintisan kota vokasi akan dapat direalisasikan dan
masyarakat mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya.
1. Meningkatkan Akses dan Mutu secara agregat pada seluruh
SMK di Kota Vokasi.
2. Kota Vokasi sebagai model pencitraan peningkatan mutu SMK
yang dilakukan secara bersama-sama terukur dan terkoordinir.
3. Kota Vokasi mampu memberikan pelayanan pelatihan bagi
siswa SMK di kabupaten/kota sekitarnya.
4. Kota Vokasi menjadi Benchmarking bagi daerah
kabupaten/kota lainnya dalam aspek dukungan pemda bagi pengembangan mutu dan
akses SMK.
5. SMK di kota vokasi menjadi pendukung utama peningkatan
kualitas tenaga kerja, tumbuhnya perekonomian, mendorong munculnya entrepreneur
baru dan mengundang investor di kota vokasi.
(bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar