Monumen Pena ada di depan Gedung Pertemuan Prabasanti Komplek GKJ Jl. Pemuda Kebumen |
GAGASAN
DAN PERISTIWA
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, hari ini, di tengah suasana Bangsa
Indonesia memperingati kepahlawanan arek-arek Soerobojo yang gagah berani dan
pantang menyerah berjuang bahu membahu melawan tentara pendudukan Belanda yang
membonceng Sekutu ingin kembali menjajah tanah air Indonesia.
Hari
ini kita juga menjadi saksi sejarah berdirinya sebuah bangunan sederhana di
depan asrama Markas Darurat Tentara Pelajar pada Front Barat dalam upaya ikut
serta secara aktif menegakkan Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia, 17
Agustus 1945. Bangunan yang diberi nama Monumen Pena ini digagas oleh
almarhumah Ibu Atiatoen Djadjoeli selaku
Staf
Putri Markas Pusat Pelajar (MPP) Yogyakarta yang diperbantukan
menangani asrama, dapur umum dan kepalangmerahan Markas Darurat tersebut yang
berdiri di Kompleks Gereja Kristen Jawa (GKJ) ini pada Perang Kemerdekaan I -
1947.
Gagasan
yang dicetuskan seketika disela mengikuti upacara pemancangan bambu runcing
pada makam anggota Tentara Pelajar atas nama Kartiko di Makam Kristen Desa Panjer, Kebumen, kemudian didukung
oleh Agustinus Reksodihardjo yang
merupakan putra kandung Pendeta GKJ saat itu, Bapak Reksodihardjo, anggota
Tentara Pelajar Markas Kebumen di Kauman dan sahabat karib kakak kandung
Atiatoen bernama Affandi yang lebih akrab dipanggil Pandi Gondhek (pelajar
Sekolah Teknik dan anggota Tentara Genie Pelajar/TGP di Kebumen).
Semula,
bangunan ini diberi nama Tetenger Patilasan Rumah Perjuangan pada
Perang Kemerdekaan I – 1947 Tentara Pelajar Batalyon 300 Brigade XVII TNI .
Dalam perjalanan mewujudkan gagasan itu, banyak terjadi hal sulit dan dilematis
yang dialami oleh Panitia Pembangunan karena kendala formal dan khususnya
finansial. Meski usulan telah disosialisasikan hampir setahun, upaya
penggalangan dana tidak berjalan lancar. Sebagai wujud rasa tanggung jawab
penggagas, Ibu Atiatoen sempat dua kali menitipkan SK pensiun selaku guru SD
dengan golongan/pangkat III C.
Pada
awal Maret 2003, sebuah upacara sederhana peletakan batu pertama tanda dimulai pembangunan
oleh Ketua Paguyuban III-17 Rayon Kabupaten Kebumen, Bapak Umar Sukarno, BE.
Bangunan ini memakai konstruksi cor dan selesai tahap pertama yaitu bentuk
dasarnya sekitar tiga minggu. Sambil menunggu kering dan siap dilanjutkan,
upaya menggali sumber-sumber dana terus dilakukan baik secara personal maupun
melalui media. Dengan beragam kendala, akhir tahun 2009, bangunan ini telah
dinyatakan selesai oleh penggagas. Tinggal menunggu peresmian yang direncanakan
akan dilakukan pada September 2010 sesuai peristiwa yang melatar-belakanginya.
Rencana
peresmian tersebut batal dilakukan karena sang penggagas, Ibu Atiatoen
Djadjoeli wafat pada usia 80 tahun karena sakit yang telah lama diderita.
Sebagai ahli waris, rencana almarhumah terus diupayakan secara mandiri maupun
dengan memanfaatkan dana bantuan sosial dari Pemerintah Kabupaten Kebumen untuk
Paguyuban Keluarga Besar Eks Tentara Pelajar di Kabupaten Kebumen (tertulis
Brigade Ex Tentara Pelajar).
Semoga
segala upaya yang tidak tergolong mudah dan lancar ini dapat menjadi sebuah
persembahan sederhana yang bernilai historis tinggi bagi para mantan anggota
Tentara Pelajar yang pernah singgah di Markas Darurat dalam melakukan tugas
mulia dan penuh semangat juang di medan laga Palagan Sidobunder sebagai lokasi
pertempuran terbesar bagi para pelajar pejuang kemerdekaan tersebut.
Ucapan
dan penghargaan tinggi kami sampaikan kepada keluarga almarhum Bapak
Reksodihardjo yang telah menyediakan rumah dinas dan aula GKJ serta segala
keperluan untuk perjuangan menegakkan
kemerdekaan Bangsa Indonesia ini.
Demikian
juga kepada :
1.
Warga dan Majelis Gereja GKJ Kebumen
yang telah mengijinkan sebagian tanah digunakan untuk membangun Monumen Pena.
2.
Para donatur, terutama almarhum Bapak
Alex Rumambi yang menyempatkan diri dan menyerahkan dana langsung kepada
almarhumah Ibu Atiatoen.
3.
Bapak Prof.Dr.drh. R.I.M. Djokowoerjo
Sastradipradja serta Bapak Imam Soekotjo, pelaku dan penulis artikel tentang
Palagan Sidobunder
4.
Semua pihak yang telah membantu.
Akhirnya,
mengutip pepatah bijak ”tiada gading tak retak” , dengan segala kerendahan
hati, atas nama Panitia dan pribadi, kami mohon maaf atas segala kekurangan.
Semoga bangunan sederhana ini senantiasa membawa manfaat.
Kebumen, 10 November 2013
Panitia
Pembangunan
Monumen
Pena
Sekretaris/
Pelaksana
Teknis
Toto
Karyanto, R;SE.
|
0 komentar:
Posting Komentar